Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
penyusun diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan aborsi” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN
PATOLOGI, dimana sumber materi disadur dari buku-buku yang relevan serta
pustaka, internet guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan di sampaikan.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepaada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Medan, Januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jantung
merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan
untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan
sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu
dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kehamilan
akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular.,
dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu
dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi
terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume
darah, hormon dan lain sebagainya).
Namun
perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit
jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama
kehamilan, namun banyak wanita dengan penyakit jantung yang telah
diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami
kehamilan.
Insiden
penyakit jantung pada kehamilan adalah sekitar 1% dan terus meningkat.
Perubahan ini mungkin sebagai hasil dari kemajuan penatalaksaan penyakit
jantung selama beberapa dekade terakhir, hal ini menyebabkan bertambahnya
jumlah wanita dengan penyakit jantung bawaan mencapai usia dewasa dan mampu
melahirkan. Kemajuan teknik operasi dan medika mentosa menyebabkan
penurunan penyakit jantung rematik secara drastis dibandingkan dengan penyakit
jantung kongenital di dunia barat.
Namun di
negara berkembang, penyakit jantung rematik masih cukup tinggi. Hal ini akan
menambah penyebab utama kematian pada maternitas, terhitung 35 kematian
secara tidak langsung di Inggris dari tahun 1997-1999. Di Malaysia, suatu
laporan yang diterbitkan tahun 2000, terdapat 77 kematian akibat penyakit
jantung pada kehamilan, sekitar 16,4% dari seluruh kematian pada kehamilan
dari tahun 1995-1996. Sebagai tambahan, masih terdapat angka morbiditas yang
patut dipertimbangkan berkenaan dengan gagal jantung kongestif, komplikasi
tromboemboli, dan gangguan irama jantung. Komplikasi pada fetus mencakup
keguguran, restriksi pertumbuhan intrauterinne, dan kelahiran premature.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian
penyakit jantung dalam suatu persalinan?
2. Apa dampak penyakit jantung terhadap ibu dan anak?
3. Bagaimana
cara penangulangan persalinan pada penderita penyakit jantung?
4. Apa saja faktor
penyebab terjadi penyakit jantung?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui informasi tentang Penyakit
jantung dalam suatu persalinan
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penyakit jantung terhadap ibu dan
anak
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan
terhadap penyakit jantung
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya penyakit jantung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyebab
kematian tersering ketiga pada wanita usia antara 25-45 tahun. Oleh karena
relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung menjadi
penyulit pada sekitar 1% kehamilan.
Penyakit jantung memang banyak
menyerang siapa saja dengan usia tidak tentu, ironisnya ibu yang sedang
mendapatkan kehamilan dapat terkena penyakit jantung.
Menurut data sistemik jumlah ibu berpenyakit jantung
yang mendapatkan kehamilanberkisar 1-4% penyakit jantung yang paling banyak
dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit hipertensi, dan anemia.
Jantung
merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan
untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan
sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu
dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kehamilan
akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit
kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung
normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara
fisiologis.
Dalam
kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan
dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat
hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50
% karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke
peredaran darah rahim melalui ari – ari untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
2.2 Klisifikasi penyakit jantung dalam
kehamilan dan persalinan
Klasifiakasi penyakit jantung yang
sifatnya fungsionil dan berdasarkan keluhan-keluhan yang dahulu dan sekarang di
alami oleh sangat praktis dalam penanggulangan dan penentuan prognosis penyakit
jantung dalam kehamilan.
Klasifikasi penyakit jantung terhadap kehamilan dan
persalinan itu sebagai berikut.
·
Kelas I
Para penderita penyakit jantung
tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa gejala-gejala penyakit jantung
apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
·
Kelas II
Para penderita penyakit jantung
dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh
apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan
gejala-gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar
(palpitasi kordis), sesak nafas atau angina pectoris.
·
Kelas III
Para penderita penyakit jantung
dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa
waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari kegiatan biasa
menimbulkan gejala-gejala insufiensi jantung seperti di sebut dalam kelas II.
·
Kelas IV
Para penderita penyakit jantung yang
tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan. Waktu
istirahat juga dapat timbul gejala-gejala insufiensi jantung, yang bertambah
apabila mereka melakukan kegiatan fisik walaupun yang sangat ringan.
2.3 Etiologi
a. Penyakit jantung akibat demam reumatik (terbanyak di Indonesia)
Sebagian
besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik. Diagnosis
demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada criteria Jones
sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif.
Manifestasi
yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis. Perubahan kehamilan
yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil
mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang lebih besar sehubungan
dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit.
Bila terjadi
demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk. Adanya aktivitas
demam rematik dapat diduga bila terdapat:
• Suhu subfebris dengan
takikardi yang lebih cepat dari semestinya
• Leukositosis dan laju endap
darah yang tetap tinggi
• Terdengar desir jantung yang
berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya
b. Penyakit jantung kongenital (terbanyak di Amerika)
Biasanya
kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan, akan tetapi
kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam
usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli
persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis.
Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali
apabila penyakit jantungnya dioperasi.
c. Penyakit jantung hipertensi
Penyakit
jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada golongan usia
lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi esensial,
penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat komplikasi
toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun
janin. Tujuan utama pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah mencegah
terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan tekanan darah
dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan
tersebut disebabkan oleh :
a) Hidrenia
(Hipervolemia), : dimulai sejak kehamilan 8
minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap
b) Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
Dalam kehamilan :
1. Denyut jantung dan nadi: meningkat
2. Pukulan jantung: meningkat
3. Tekanan darah: menurun sedikit.
Maka dapat
dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantungbahkan dapat
menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
Frekuensi
penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan
terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagipenderita adalah :
1. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai
puncaknya(hipervolumia).
2. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan
memerlukan kerja jantung yang berat.
3. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang
sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi
2.4 Penyebab
Akibat
penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu
hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya
pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari-ari menjadi
terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan
berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta
kekurangan oksigen.
Sebagai
akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran, kelahiran prematur
(kelahiran sebelum cukup bulan), lahir dengan Apgar rendah atau lahir
meninggal, dan kematian janin dalam rahim(KJDR). Terutama bila selama
kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan
pengobatan dengan tepat.
2.5 Tanda Gejala
Berikut
tanda dan gejala penyakit jantung :
a.mudah lelah
b.nafas terengah-engah
c.ortopnea(pernafasan sesak
,kecuali dalam posisi tegak)
d.batuk malam hari
e.nyeri dada
f.riwayat
keluarga
2.6
Prognosis (Dampak yang
dapat terjadi)
a. Bagi ibu
Bergantung pada beratnya penyakit, umur dan penyulit-penyulit lain.
Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan, dan kerjasama dengan penderita
serta kepatuhan dalam mentaati larangan, ikut menentukan prognosis.
Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-5% Angka kematian maternal
bagi penderita berat : 15%
Saat-saat berbahaya bagi penderitra ialah:
-
kehamilan 32-36 minggu apabila hipervolemia mencapai
puncaknya.
-
partus kala
II apabila wanita mengerahkan tenasganya untuk meneran
-
masa postpartum, karena dengan lahirnya plasenta
anastomosis arteria-vena hilang dan darah yang sehrtusnya masuk kedalam ruang
intervilus sekarang masuk ke dalam sirkulasi besar
b. Bagi bayi
Bila
penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengaruhi kematian
perinatal. Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan
terjadi gawat janin. anak dapat lahir premature atau lahir cukup bulan akan
tetapi dengan berat badan rendah (dismaturitas). Selain itu janin bisa
menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan, sehingga neonatus lahir
mati atau dengan nilai AFGAR rendah. Ditemukan konplikasi prematuritas dan BBRL
pada penderita penyakit jantung dalam kehamilan lebih sering terjadi pada ibu
dengan volume plasma pada usia kehamilan 32 minggu dan partus kala I yang lebih
rendah. Juga nifas yang merupakan masa yang berbahaya dan mengancam keselamatan
ibu.
2.7 Pelaksanaan
Penanganan yang dilakukan
pada saat kehamilan seperti:
a. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan
pengawasan antenatal yang teratur.
b. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
c. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang
berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
d. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal
ini harus diobati.
e. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi
saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
f. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu
dan 1 kali seminggu setelahnya.
g. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan
jumlah cairan.
h. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan
tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan
terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau
obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirwat di rumah sakit
dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.
·
Penanganan dalam
persalinan
Beringkan ibu dalam posisi miring kekiri untuk
menjaminaliran darah ke uterus lebih lancar untuk mencegahterjadinya gawat
janin.
batasi cairan I.V untuk mencegah overload cairan :
oksitosinbila perlu dan diberikan konsentrasi tinggi dengan tetesanrendah dan
pengawasan keseimbangan cairan : persalinan pervaginam dengan menpercepat kala
II; sedapat mungkin hindari mengedan ; jika perlu lakukan episiotomi dan
akhir persalinan dengan ekstrasi vakum.
·
Pada Penanganan aktif
kala III
a)
Bila Persalinan
dengan seksio sesarea: berikan deuretik
(furosemide),
memberikan deuretik (furosemide) Agar volume
darah berkurang dan
beban jantung menurun; berikan ositosin 6-8 liter/hari; jika terdapat gagal
nafas lakukan intubasi dan ventilasi
mekanik.
b)
Beri Obat pada gagal
jantung akibat penyakit jantung,memberikan obat pada gagal jantung seperti:
morfin 10 mg I.M
dalam dosis tunggal;
furosemild 40 mg I.V di ulang jika perlu;
Digoskin 0,5 mg,
dosis tunggal; nitrogliserin 0,3 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika
perlu
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan akan menimbulkan
perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal
balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan
dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap
perubahan-perubahan secara fisiologis.
Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan
tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan
terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau
obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit
dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.
·
Penanganan dalam
persalinan
Beringkan ibu dalam posisi miring kekiri untuk
menjaminaliran darah ke uterus lebih lancar untuk mencegahterjadinya gawat
janin.
batasi cairan I.V untuk mencegah overload cairan :
oksitosinbila perlu dan diberikan konsentrasi tinggi dengan tetesanrendah dan
pengawasan keseimbangan cairan : persalinan pervaginam dengan menpercepat kala
II; sedapat mungkin hindari mengedan ; jika perlu lakukan episiotomi dan
akhir persalinan dengan ekstrasi vakum.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiharjo, Sarwono.2009. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawiharjo . Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
Rukiyah, ali yeyeh dan Lia
yulianti. 2010. Asuhan kebidanan IV
(patologi kebidanan), Jakarta timur : CV. TRANS Info media
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan
. Yayasan Esentia Medika
Robbing, 2010. Buku
Ajar Patologi II. EGC: Jakarta
http://akademikebidanancitama.blogspot.com/2012/03/penyakit-yang-menyertai-kehamilan-dan.html
http://lung-zone.blogspot.com/2012/10/asuhan-kebidanan-iv-patologi-penyakit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar