Minggu, 06 Juli 2014

patologi



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penyusun diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan aborsi” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI, dimana sumber materi disadur dari buku-buku yang relevan serta pustaka, internet guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan di sampaikan.
            Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepaada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.








Medan, Januari 2014


 Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung dan aliran darah sehingga perlu dipertimbangkan jika terjadi kehamilan. Pada wanita sehat dapat beradaptasi terhadap perubahan hemodinamik (denyut jantung, sistem pernafasan, volume darah, hormon dan lain sebagainya).
Namun perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit jantung. Walaupun penyakit jantung jarang muncul secara de novo selama kehamilan, namun banyak  wanita dengan penyakit jantung yang telah diketahui sebelumnya atau wanita dengan potensi penyakit jantung mengalami kehamilan.
Insiden penyakit jantung pada kehamilan adalah sekitar 1% dan terus meningkat. Perubahan ini mungkin sebagai hasil dari kemajuan penatalaksaan penyakit jantung selama beberapa dekade terakhir, hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah wanita dengan penyakit jantung bawaan mencapai usia dewasa dan mampu melahirkan. Kemajuan teknik  operasi dan medika mentosa  menyebabkan penurunan penyakit jantung rematik secara drastis dibandingkan dengan penyakit jantung kongenital di dunia barat.
Namun di negara berkembang, penyakit jantung rematik masih cukup tinggi. Hal ini akan menambah penyebab utama kematian pada maternitas, terhitung  35 kematian secara tidak langsung di Inggris dari tahun 1997-1999. Di Malaysia, suatu laporan yang diterbitkan tahun 2000, terdapat 77 kematian  akibat penyakit jantung pada kehamilan, sekitar 16,4%  dari seluruh kematian pada kehamilan dari tahun 1995-1996. Sebagai tambahan, masih terdapat angka morbiditas yang patut dipertimbangkan berkenaan dengan gagal jantung kongestif, komplikasi tromboemboli, dan gangguan irama jantung. Komplikasi  pada fetus mencakup keguguran, restriksi pertumbuhan intrauterinne, dan kelahiran premature.


1.2        RUMUSAN MASALAH

1.   Apa pengertian penyakit jantung dalam suatu persalinan?
2.    Apa dampak penyakit jantung terhadap ibu dan anak?
3.   Bagaimana cara penangulangan persalinan pada penderita penyakit jantung?
4. Apa saja faktor penyebab terjadi penyakit jantung?

1.3    TUJUAN

1. Untuk mengetahui informasi tentang Penyakit jantung dalam suatu persalinan
2.  Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penyakit jantung terhadap ibu dan anak
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan  terhadap penyakit jantung
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung








BAB II
PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian  penyakit jantung
Penyakit jantung adalah penyebab kematian tersering ketiga pada wanita usia antara 25-45 tahun. Oleh karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung menjadi penyulit pada sekitar 1% kehamilan.
Penyakit jantung memang banyak menyerang siapa saja dengan usia tidak tentu, ironisnya ibu yang sedang mendapatkan kehamilan dapat terkena penyakit jantung.
Menurut data sistemik jumlah ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilanberkisar 1-4% penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit hipertensi, dan  anemia.
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui  ari – ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.



2.2 Klisifikasi penyakit jantung  dalam kehamilan dan persalinan
Klasifiakasi penyakit jantung yang sifatnya fungsionil dan berdasarkan keluhan-keluhan yang dahulu dan sekarang di alami oleh sangat praktis dalam penanggulangan dan penentuan prognosis penyakit jantung dalam kehamilan.

Klasifikasi  penyakit jantung terhadap kehamilan dan persalinan itu sebagai berikut.
·         Kelas I
Para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa gejala-gejala penyakit jantung apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
·         Kelas II
Para penderita penyakit jantung dengan  sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala-gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar (palpitasi kordis), sesak nafas atau angina pectoris.
·         Kelas III
Para penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari kegiatan biasa menimbulkan gejala-gejala insufiensi jantung seperti di sebut dalam kelas II.
·         Kelas IV
Para penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat timbul gejala-gejala insufiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik walaupun yang sangat ringan.







2.3   Etiologi
a.    Penyakit jantung akibat demam reumatik (terbanyak di Indonesia)
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif.
Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit.
Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk. Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:
• Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
• Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
• Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya
b.    Penyakit jantung kongenital (terbanyak di Amerika)
Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan, akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya dioperasi.

c.    Penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.

Perubahan tersebut disebabkan oleh :
a)  Hidrenia (Hipervolemia), : dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap
b) Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
Dalam kehamilan :
1. Denyut jantung dan nadi: meningkat
2. Pukulan jantung: meningkat
3. Tekanan darah: menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantungbahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagipenderita adalah :
1. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya(hipervolumia).
2. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat.
3. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi

2.4   Penyebab
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil  dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari-ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin  lama akan berkurang. Janin  mengalami gangguan pertumbuhan  serta  kekurangan oksigen.
Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran, kelahiran prematur (kelahiran sebelum cukup bulan), lahir dengan Apgar  rendah atau lahir meninggal, dan kematian janin dalam rahim(KJDR). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan  dan pengobatan dengan tepat.

2.5   Tanda Gejala
Berikut tanda dan gejala penyakit jantung :
a.mudah lelah
b.nafas terengah-engah
c.ortopnea(pernafasan sesak ,kecuali dalam posisi tegak)
d.batuk malam hari
e.nyeri dada
f.riwayat keluarga

2.6   Prognosis (Dampak yang  dapat terjadi)
a.    Bagi ibu
Bergantung pada beratnya penyakit, umur dan penyulit-penyulit lain. Pengawasan pengobatan, pimpinan persalinan, dan kerjasama dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati larangan, ikut menentukan prognosis.
Angka kematian maternal secara keseluruhan : 1-5% Angka kematian maternal bagi penderita berat : 15%
Saat-saat berbahaya bagi penderitra ialah:
-          kehamilan 32-36 minggu apabila hipervolemia mencapai puncaknya.
-           partus kala II apabila wanita mengerahkan tenasganya untuk meneran
-          masa postpartum, karena dengan lahirnya plasenta anastomosis arteria-vena hilang dan darah yang sehrtusnya masuk kedalam ruang intervilus sekarang masuk ke dalam sirkulasi besar

b.    Bagi bayi
Bila penyakit jantung tidak terlalu berat, tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal. Namun pada penyakit yang berat, prognosis akan buruk karena akan terjadi gawat janin. anak dapat lahir premature atau lahir cukup bulan akan tetapi dengan berat badan rendah (dismaturitas). Selain itu janin bisa menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan, sehingga neonatus lahir mati atau dengan nilai AFGAR rendah. Ditemukan konplikasi prematuritas dan BBRL pada penderita penyakit jantung dalam kehamilan lebih sering terjadi pada ibu dengan volume plasma pada usia kehamilan 32 minggu dan partus kala I yang lebih rendah. Juga nifas yang merupakan masa yang berbahaya dan mengancam keselamatan ibu.

2.7   Pelaksanaan
Penanganan yang dilakukan pada saat kehamilan  seperti:
a. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan  antenatal yang teratur.
b. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog
c. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
d. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati.
e. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
f. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.
g. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.
h. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.

d. Kelas IV
Harus dirwat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

·         Penanganan dalam persalinan
Beringkan ibu dalam posisi miring kekiri untuk menjaminaliran darah ke uterus lebih lancar untuk mencegahterjadinya gawat janin.
batasi cairan I.V untuk mencegah overload cairan : oksitosinbila perlu dan diberikan konsentrasi tinggi dengan tetesanrendah dan pengawasan keseimbangan cairan : persalinan pervaginam dengan menpercepat kala II; sedapat mungkin hindari mengedan ; jika perlu lakukan episiotomi dan akhir persalinan dengan ekstrasi vakum.

·         Pada Penanganan aktif kala III
a)      Bila Persalinan dengan seksio sesarea: berikan deuretik
(furosemide), memberikan deuretik (furosemide) Agar volume
darah berkurang dan beban jantung menurun; berikan ositosin 6-8 liter/hari; jika terdapat gagal nafas lakukan intubasi dan ventilasi
mekanik.
b)      Beri Obat pada gagal jantung akibat penyakit jantung,memberikan obat pada gagal jantung seperti: morfin 10 mg I.M
dalam dosis tunggal; furosemild 40 mg I.V di ulang jika perlu;
Digoskin 0,5 mg, dosis tunggal; nitrogliserin 0,3 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika perlu















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

·         Penanganan dalam persalinan
Beringkan ibu dalam posisi miring kekiri untuk menjaminaliran darah ke uterus lebih lancar untuk mencegahterjadinya gawat janin.
batasi cairan I.V untuk mencegah overload cairan : oksitosinbila perlu dan diberikan konsentrasi tinggi dengan tetesanrendah dan pengawasan keseimbangan cairan : persalinan pervaginam dengan menpercepat kala II; sedapat mungkin hindari mengedan ; jika perlu lakukan episiotomi dan akhir persalinan dengan ekstrasi vakum.

DAFTAR PUSTAKA
Prawiharjo, Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo  . Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
Rukiyah, ali yeyeh dan Lia yulianti. 2010. Asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan), Jakarta timur : CV. TRANS Info media
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan Esentia Medika
Robbing, 2010. Buku Ajar Patologi II. EGC: Jakarta
http://akademikebidanancitama.blogspot.com/2012/03/penyakit-yang-menyertai-kehamilan-dan.html
http://lung-zone.blogspot.com/2012/10/asuhan-kebidanan-iv-patologi-penyakit.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar