Minggu, 06 Juli 2014

kespro



KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan  menyelesaikan makalah yang berjudul “GANGGUAN HAID PADA WANITA’’.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KESPRO dan KB. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis  mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.





                                                                                                Medan,  Mei 2014


                                                                                                
                                                                                                
                                                                                                 Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                              i   
DAFTAR ISI                                                                                                             .ii  
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        1
1.1  Latar Belakang                                                                                                      .1  
1.2  Rumusan Masalah                                                                                                 .2
1.3  Tujuan                                                                                                                   .2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                          .3
ASUHAN KEBIDANAN PERDARAHAN DILUAR HAID
2.1.Pengertian                                                                                                             .3
2.2  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi                                                                      .3
2.3  Sindrom Pra-Haid                                                                                                 .4
     2.4 Siklus Haid                                                                                                       .4
     2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif                                                                          .5
     2.5 Gangguan Haid..................................................................................................8
     2.6.1 Hipermenorea Menoragia                                                                              .10
2.6.2 Hipomenorea                                                                                                 .11
2.6.3 Polimenorea...................................................................................................12
2.6.4 Oligomenorea................................................................................................13
2.6.5 Amenorea......................................................................................................14
2.6.6 Premenstural Tension(Tegangan Prahaid)....................................................15
2.6.7 Mastalgia.......................................................................................................16
2.6.8 Mittelscgmerz...............................................................................................17
2.6.9 Dismenorea...................................................................................................18
BAB III PENUTUP                                                                                                  .13
3.1 Kesimpulan                                                                                                           .13
3.2 Saran                                                                                                                     .13
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium
Penyebab fungsional Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.




1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu Perdarahan diluar haid ?
2.      Macam-macam Perdarahan diluar haid ?
3.      Penyebab perdarahan diluar haid ?
4.      Penanganan Perdarahan diluar haid ?

1.3  Tujuan
Tujuan Umum :
  Untuk mengetahui mengenai Perdarahan diluar haid
Tujuan Khusus :
1.      Mengetahui pengertian perdarahan diluar haid
2.      Mengetahui macam-macam perdarahan diluar haid
3.      Mengetahui penyebab perdarahan diluar haid
4.       Mengetahui penanganan perdarahan diluar haid













BAB II
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID
2.1 Pengertian
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metrorargia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
Menometrorargia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

2.2 Macam-macam Perdarahan diluar haid
Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu :
1)   Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.  Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik ( polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks ), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen
2)   Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.





2.3  Penyebab Perdarahan diluar haid
  Polip Serviks
  Erosi Porsio
  Ulkus porsio
  Trauma
  Polip Endometrium

2.3.1        Polip Serviks
a)      Pengertian
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran : 2005 ). Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005 )

b)      Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :
ü  Tanpa gejala
Polip serviks bias saja dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks,
ü  Leukorea yang sulit disembuhkan
Jika sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh
ü  Terasa discomfort dalam vagina
Yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa.
ü  Kontak berdarah
Misalnya , vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks.
ü  Terdapat infeksi



c)      Dasar diagnosis
    Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
    Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
    Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
  Jaringan bertambah
  Mudah berdarah
  Terdapat pada vagina bagian atas.

d)     Penatalaksanaannya
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.


2.3.2  Erosi Portio
a)  Pengertian
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi.
Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
1)      Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2)      Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3)      Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.


b)      Penyebab erosi serviks :
1.    Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a.     Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b.   Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c.    Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d.   Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim , dll.
2.    Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
3.    Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum)

c)      Gejala erosi serviks
(1)   Mayoritas tanpa gejala
(2)  Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
  Setelah berhubungan seksual (poscoital)
  Diantara siklus menstruasi
  Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
(3)   Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.



c)      Penanganan erosi portio
1)      Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2)      Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
      Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
      Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan
      Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit

2.3.3      Ulkus Portio
a)      Pengertian
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum .

b)      Etiologi
    Penggunaan IUD
    Pemakaian pil
    Perilaku seksual yang tidak sehat
    Trauma.
c)      Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus.
 Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
d)     Gejala
a.  Adanya fluxus
b. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c.  Adanya kontak berdarah
d.Portio teraba tidak rata

e)     Penanggulangan
1) Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2) Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3) Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.



2.3.4  Trauma
a) Pengertian
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
b) Penyebab Trauma
 yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause ) Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi).
c) Gejala 
Nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi
d) Penanganannya
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi hormon.







2.3.5 Polip Endometrium
a) Pengertian
          Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil.
b) Gejala
          Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.
·    Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
·    Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
·    Perdarahan haid yang terlalu berat
·    Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
c) Diagnosa dan Pengobatan
          Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase (D & C), CT scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan rahim lainnya.
          Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan.
          Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas.

d) Komplikasi dan Faktor Risiko
          Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam perawatan. Jika mereka berkembang dekat saluran telur, mereka dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
          Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga mereka.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
    

     


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metrorargia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
Menometrorargia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa penyebab perdarahan di luar haid antara lain yaitu : polip serviks, erosi porsio, ulkus porsio, trauma, dan polip endometrium.
Penanganan dari perdarahan di luar haid tergantung dari penyebabnya

3.2  Saran
• Bagi para mahasiswa agar banyak membaca dan terus belajar agar dapat member asuhan kebidanan yang tepat dlam menangani klien di lahan praktek.











DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu kandungan.Jakarta :yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo.
http://leynamuja.blogspot.com/2010/04/gangguan-dan-masalah-haid-dalam sistem.html diakses tanggal 20 november 2010
diakses tanggal 21 november 2010











MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI)
TENTANG  PERDARAHAN DILUAR HAID
DISUSUN OLEH:

           Nama                            : MURNI
           Nim                               : 1115401096
           Tingkat                          : III B Akbid
           Dosen Pembimbing       : Elvalini warnelis,SST

          
     



AKADEMI KEBIDANAN IMELDA MEDAN
 JALUR UMUM ROGRAM REGULER
ANGKATAN X (2011)
TA . 2013/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar