KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “GANGGUAN HAID PADA WANITA’’.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KESPRO dan
KB. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini
tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi pembaca.
Medan, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang .1
1.2 Rumusan Masalah .2
1.3 Tujuan .2
BAB II PEMBAHASAN .3
ASUHAN
KEBIDANAN PERDARAHAN DILUAR HAID
2.1.Pengertian .3
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi .3
2.3 Sindrom Pra-Haid .4
2.4
Siklus Haid .4
2.5
Siklus Haid Perempuan Aktif .5
2.5
Gangguan Haid..................................................................................................8
2.6.1
Hipermenorea Menoragia .10
2.6.2
Hipomenorea .11
2.6.3
Polimenorea...................................................................................................12
2.6.4
Oligomenorea................................................................................................13
2.6.5
Amenorea......................................................................................................14
2.6.6 Premenstural
Tension(Tegangan Prahaid)....................................................15
2.6.7
Mastalgia.......................................................................................................16
2.6.8 Mittelscgmerz...............................................................................................17
2.6.9
Dismenorea...................................................................................................18
BAB III PENUTUP .13
3.1 Kesimpulan .13
3.2 Saran .13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan
diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua
macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa
Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium
Penyebab
fungsional Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab
organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat
terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih
sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua
pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan
diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam
praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi
karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan
di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Perdarahan
diluar haid ?
2. Macam-macam Perdarahan diluar haid ?
3. Penyebab perdarahan diluar haid ?
4. Penanganan Perdarahan diluar haid ?
1.3 Tujuan
Tujuan
Umum :
Untuk mengetahui mengenai Perdarahan diluar haid
Tujuan
Khusus :
1.
Mengetahui pengertian perdarahan diluar
haid
2. Mengetahui macam-macam
perdarahan diluar haid
3. Mengetahui penyebab perdarahan diluar haid
4. Mengetahui penanganan perdarahan
diluar haid
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN
KEBIDANAN PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID
2.1
Pengertian
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan
yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid
yaitu metroragia dan menometroragia
Metrorargia adalah
perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan
ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat
lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah
kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks),
kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
Menometrorargia adalah
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah
kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
2.2
Macam-macam Perdarahan diluar haid
Ada dua
macam perdarahan di luar haid yaitu :
1) Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan
siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai
suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik ( polip endometrium,
karsinoma endometrium, karsinoma serviks ), kelainan fungsional dan penggunaan
estrogen eksogen
2) Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari
dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus
ini sama dengan hipermenorea.
2.3 Penyebab
Perdarahan diluar haid
Polip
Serviks
Erosi Porsio
Ulkus porsio
Trauma
Polip
Endometrium
2.3.1 Polip Serviks
a) Pengertian
Polip adalah
tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran :
2005 ). Servikal
polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005 )
b) Gejala umum
bentuk abnormal tersebut, yaitu :
ü Tanpa gejala
Polip serviks bias saja dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks,
ü Leukorea yang sulit disembuhkan
Jika sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga
tetapi leokorea belum juga sembuh
ü Terasa discomfort dalam vagina
Yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun
dalam kondisi biasa.
ü Kontak berdarah
Misalnya , vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan
seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks.
ü Terdapat infeksi
c)
Dasar diagnosis
Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai :
Jaringan bertambah
Mudah berdarah
Terdapat pada vagina bagian atas.
d)
Penatalaksanaannya
Polip hanya
dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan dilakukan dalam
pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke
laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan
gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.
2.3.2 Erosi
Portio
a) Pengertian
Erosio
porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi
dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat
tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio
atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh
permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan
atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari
kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga
serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi.
Erosi
serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
b) Penyebab erosi serviks :
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi
estrogen dalam tubuh.
a. Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan
karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan
minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis
menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b. Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi
pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c. Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita
dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi
berada di dalam rahim
d. Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan
estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim , dll.
2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai
menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi
kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah
terserang infeksi.
3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia
dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks
juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda
asing di vagina, atau terkena speculum)
c) Gejala erosi serviks
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus
menstruasi) yang terjadi :
Setelah berhubungan seksual (poscoital)
Diantara siklus menstruasi
Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika
disertai infeksi vagina
(3)
Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi,
sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus,
mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan
mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
c) Penanganan erosi portio
1) Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi
kulit dan jaringan lunak.
Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
2.3.3 Ulkus Portio
a) Pengertian
Ulkus portio
adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak
jelas pada ostium uteri eksternum .
b) Etiologi
Penggunaan IUD
Pemakaian pil
Perilaku seksual yang tidak sehat
Trauma.
c) Patofisiologi
Proses
terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca,
kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi /
koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan
benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel
superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi
ulkus.
Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan
reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang
meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari
semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila
sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
d) Gejala
a. Adanya fluxus
b. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c. Adanya kontak berdarah
d.Portio teraba tidak rata
e) Penanggulangan
1) Membatasi hubungan suami istri
1) Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus
porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan
sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2) Menjaga kebersihan vagina
Bila
kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio,
sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3) Lama
pemakaian IUD harus diperhatikan.
2.3.4
Trauma
a)
Pengertian
Trauma adalah dari
aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam
pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat,
tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat
menimbulkan kecederaan.
b)
Penyebab Trauma
yang menyebabkan perdarahan di luar haid
contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim
(utamanya pada wanita yang telah menopause ) Tempat perlukaan yang paling
sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah
Vagina (setelah histerektomi).
c) Gejala
c) Gejala
Nyeri vulva dan vagina,
perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas.
Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi
d)
Penanganannya
Penanganannya sesuai
dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD
nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para
wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi
terapi hormon.
2.3.5
Polip Endometrium
a)
Pengertian
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah
pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka
memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga
memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang
wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang
menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium
dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini
dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka.
Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah
mengalaminya terkadang sulit untuk hamil.
b)
Gejala
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi
pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen.
Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait
dengan pembentukannya.
· Sebuah
kesenjangan antara perdarahan haid
· Tidak
teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
· Perdarahan
haid yang terlalu berat
· Rasa
sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
c) Diagnosa dan
Pengobatan
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan
kuretase (D & C), CT scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi
adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam
rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan rahim lainnya.
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi
dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip
dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi
oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong
menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan.
Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus
dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di
atas.
d) Komplikasi dan Faktor Risiko
Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi
prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung
sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker.
Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani
fertilisasi in vitro dalam perawatan. Jika mereka berkembang dekat saluran
telur, mereka dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan
50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami
obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks
dalam keluarga mereka.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan diluar haid adalah
perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di
luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metrorargia adalah
perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan
ovulatori terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat
lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah
kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks),
kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
Menometrorargia adalah
Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah
kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
Beberapa penyebab perdarahan di luar
haid antara lain yaitu : polip serviks, erosi porsio, ulkus porsio, trauma, dan
polip endometrium.
Penanganan dari perdarahan di luar
haid tergantung dari penyebabnya
3.2 Saran
• Bagi para mahasiswa agar banyak membaca dan terus
belajar agar dapat member asuhan kebidanan yang tepat dlam menangani klien di
lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu kandungan.Jakarta
:yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo.
http://leynamuja.blogspot.com/2010/04/gangguan-dan-masalah-haid-dalam
sistem.html diakses tanggal 20 november 2010
diakses tanggal 21 november 2010
http://beatry23.blogspot.com/2011/01/perdarahan-di-luar-haid-patologi.html
Rabu, 26 januari 2011
http://belajarbersamalagi.blogspot.com/2012/04/persarahan-di-luar-haid.html
diakses pada Minggu, 01 April 2012
MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI)
TENTANG PERDARAHAN DILUAR HAID
DISUSUN
OLEH:
Nama : MURNI
Nim : 1115401096
Tingkat : III B Akbid
Dosen Pembimbing : Elvalini warnelis,SST
AKADEMI KEBIDANAN IMELDA MEDAN
JALUR UMUM ROGRAM REGULER
ANGKATAN X (2011)
TA . 2013/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar